Senin, 18 April 2016

Pengertian, Fungsi dan Penjelasan PING dan TTL

Ping merupakan singkatan dari Packet Internet Groper, yaitu suatu aplikasi utilitas yang disediakan oleh micosoft windows yang berfungsi sebagai pemeriksa koneksi jaringan dengan berbasis Transmission Control Protocol/Internet Protocol(TCP/IP).
Fungsi dari program ping adalah untuk mencoba apakah komputer yang satu dengan yang lainnya telah terhubung dalam satu jaringan/belum dengan megirimkan sejumlah packet data ke komputer lain.

Image
Maksud dari percobaan dan hasil ping diatas adalah :# pinging 21.21.21.1 with 21 bytes of data : kita telah melakukan ping ke IP 21.21.21.1 dengan 32 bytes data# packet:sent=4, receive=4, lost=0 <0% loss>, : artinya paket yang dikirimkan tidak ada yang hilang [4 dikirim 4 diterima]
# data yang dikirimkan berukuran 32 bytes karena itu adalah ukuran buffer default pada windows
# fungsi dari buffer di windows ini adalah untuk melihat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengiriman data packet[maksudnya jika melakukan ping dengan host berbeda maka hasilnya juga akan berbeda]
#Lalu apa maksud dari reply from 21.21.21.1: bytes=32 time<1ms TTL 128 ?
-TTL merupakan singkatan dari Time To Live, yaitu waktu maksimum dari komputer saat mereply/membalas paket ICMP atau disebut juga latency/delay. TTL pada windows secara default adalah 128.
-Mengapa jumlah TTL ini dibatasi ? hal itu untuk mencegah terjadinya circular routing pada jaringan, karena itu setiap kali ping packet melalui IP host maka nilai TTL akan dikurangi satu, hingga TTL memiliki nilai 0. Dengan nilai 0 ini packet akan discard dan drop dengan keterangn TTL expired in transit.
# Semakin kecil nilai time dan paket loss dari hasil ping  maka koneksi jaringan yang dipakai semakin baik.
FUNGSI PING
Kegunaan PING antara lain adalah sbb:
  1. Mengetahui status up/down komputer dalam jaringan.
  2. Kita dapat mengecek apakah sebuah komputer up/down menggunakan perintah PING, jika komputer tersebut memberikan response terhadap perintah PING yang kita berikan maka dikatakan bahwa komputer tersebut up atau hidup.
  3. Memonitor availability status komputer dalam jaringan.
    PING dapat digunakan sebagai tool monitoring availibilitas komputer dalam jaringan yang merupakan salah satu indikator kualitas jaringan yaitu dengan melakukan PING secara periodik pada komputer yang dituju. Semakin kecil downtime, semakin bagus kualitas jaringan tersebut.
  4. Mengetahui responsifitas komunikasi sebuah jaringan.
    Besarnya nilai delay atau latency yang dilaporkan oleh PING menjadi indikasi seberapa responsif komunikasi terjadi dengan komputer yang dituju. Semakin besar nilai delay menunjukkan semakin lamban respons yang diberikan. Sehingga nilai delay ini juga bisa digunakan sebagai indikator kualitas jaringan.
Banyak aplikasi hanya bisa dijalankan dengan maksimal delay tertentu, sehingga sangat penting untuk mengukur delay pada jaringan untuk memastikan aplikasi tersebut dapat dijalankan. Aplikasi yang memerlukan delay kecil dikatakan sebagai delay-sensitive application dan memerlukan jaminan agar maksimal delay selalu terjaga dalam komunikasi data yang dilakukan, contohnya adalah network game, voice dan video conference application.
Anda dapat menggunakan aplikasi sniffer untuk melihat penggunaan resource jaringan berdasarkan kriteria tertentu termasuk ip address dan user. Contoh aplikasinya adalah WinDump (http://www.tcpdump.org/wpcap.html) pada Windows platform, TCP Dump (http://www.tcpdump.org) dan Ethereal (http://www.ethereal.com) pada Unix/Linux platform serta Network Stumbler (http://www.stumbler.net) dan Air Snort (http://airsnort.shmoo.com) untuk melakukan sniffing pada wireless network.
PENGGUNAAN PING
Contoh penggunaan ping :
ping 192.168.1.2 –t
Paket akan dikirimkan terus menerus sampai ada penekanan tombol Ctrl + C.
ping 192.168.1.2 -n 32
Jumlah permintaan echo yang dikirimkan berjumlah 32 byte
ping 192.168.1.2 -l 32
Jumlah buffer yang dikirimkan sebanyak 32 byte
ping 192.168.1.2 -n 32
Jumlah waktu (timeout) untuk menunggu respon dalam satuan milidetik. Pada contoh diatas waktu yang dibutuhkan adalah 1 milidetik.
Opsi yang lain dapat Anda lihat dengan mengetikkan : ping /? pada prompt DOS Anda..
PERJALANAN PING
Pada contoh ini, seorang user di Host A melakukan ping ke alamat IP Host B. Mari kita cermati langkah demi langkah perjalanan datanya :
  1. Internet Control Message Protocol (ICMP) menciptakan sebuah payload (data) pemintaan echo (di mana isinya hanya abjad di field data).
  2. ICMP menyerahkan payload tersebut ke Internet Protocol (IP), yang lalu menciptakan sebuah paket. Paling sedikit, paket ini berisi : sebuah alamat asal IP, sebuah alamat tujuan IP, dan sebuah field protocol dengan nilai 01h (ingat bahwa Cisco suka menggunakan 0x di depan karakter heksadesimal , jadi di router mungkin terlihat seperti 0×01). Semua itu memberitahukan kepada host penerima tentang kepada siapa host penerima harus menyerahkan payload ketika network tujuan telah dicapai – pada contoh ini host menyerahkan payload kepada protocol ICMP.
  3. Setelah paket dibuat, IP akan menentukan apakah alamat IP tujuan ada di network local atau network remote.
  4. Karena IP menentukan bahwa ini adalah permintaan untuk network remote, maka paket perlu dikirimkan ke default gateway agar paket dapat di route ke network remote. Registry di Windows dibaca untuk mencari default gateway yang telah dikonfigurasi.
  5. Default gateway dari host 192.168.0.7 (Host A) dikonfigurasi ke 192.168.0.1. Untuk dapat mengirimkan paket ini ke default gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interface Ethernet 0 dari router (yang dikonfigurasi dengan alamat IP 192.168.0.1 tersebut) Mengapa demikian? Agar paket dapat diserahkan ke layer data link, lalu di-enkapsulasi menjadi frame, dan dikirimkan ke interface router yang terhubung ke network 192.168.0.0. Host berkomunikasi hanya dengan alamat hardware pada LAN local. Penting untuk memahami bahwa Host A, agar dapat berkomunikasi dengan Host B, harus mengirimkan paket ke alamat MAC (alamat hardware Network adapter (LAN Card) dari default gateway di network local.
  6. Setelah itu, cache ARP dicek untuk melihat apakah alamat IP dari default gateway sudah pernah di resolved (diterjemahkan) ke sebuah alamat hardware:
    Jika sudah, paket akan diserahkan ke layer data link untuk dijadikan frame (alamat hardaware dari host tujuan diserahkan bersama tersebut).
    Jika alamat hardware tidak tersedia di cache ARP dari host, sebuah broadcast ARP akan dikirimkan ke network local untuk mencari alamat hardware dari 192.168.0.1. Router melakukan respon pada permintaan tersebut dan menyerahkan alamat hardware dari Ethernet 0, dan host akan menyimpan (cache) alamat ini. Router juga akan melakukan cache alamat hardware dari host A di cache ARP nya.
  7. Setelah paket dan alamat hardware tujuan diserahkan ke layer data link, maka driver LAN akan digunakan untuk menyediakan akses media melalui jenis LAN yang digunakan (pada contoh ini adalah Ethernet). Sebuah frame dibuat, dienkapsulasi dengan informasi pengendali. Di dalam frame ini alamat hardware dari host asal dan tujuan, dalam kasus ini juga ditambah dengan field EtherType yang menggambarkan protocol layer network apa yang menyerahkan paket tersebut ke layer data link- dalam kasus ini, protocol itu adalah IP. Pada akhir dari frame itu terdapat sebuah field bernama Frame Check Sequence (FCS) yang menjadi tempat penyimpanan dari hasil perhitungan Cyclic Redundancy Check (CRC).
  8. Setelah frame selesai dibuat, frame tersebut diserahkan ke layer Physical untuk ditempatkan di media fisik ( pada contoh ini adalah kabel twisted-pair) dalam bentuk bit-bit, yang dikirim saru per satu.
  9. Semua alat di collision domain menerima bit-bit ini dan membuat frame dari bit-bit ini. Mereka masing-masing melakukan CRC dan mengecek jawaban di field FCS. Jika jawabannya tidak cocok, frame akan dibuang.
    Jika CRC cocok, maka alamat hardware tujuan akan di cek untuk melihat apakah alamat tersebut cocok juga (pada contoh ini, dicek apakah cocok dengan interface Ethernet 0 dari router).
    Jika alamat hardware cocok, maka field Ether-Type dicek untuk mencari protocol yang digunakan di layer Network dengan cara :
  10. Paket ditarik dari frame, dan apa yang tertinggal di frame akan dibuang. Paket lalu diserahkan ke protocol yang tercatat di field Ether-Type—pada contoh ini adalah IP.
  11. IP menerima paket dan mengecek alamat tujuan IP. Karena alamat tujuan dari paket tidak sesuai dengan semua alamat yang dikonfigurasi di router penerima itu sendiri, maka router penerima akan melihat pada alamat IP network tujuan di routing tablenya.
    Routing table harus memiliki sebuah entri di network 192.168.10.0, jika tidak paket akan dibuang dengan segera dan sebuah pesan ICMP akan dikirimkan kembali ke alamat pengirim dengan sebuah pesan “destination network unreachable” (network tujuan tidak tercapai)
    Jika router menemukan sebuah entri untuk network tujuan di tabelnya, paket akan dialihkan ke interface keluar (exit interface)—pada contoh, interface keluar ini adalah interface Ethernet 1.
  12. Router akan melakuakan pengalihan paket ke buffer Ethernet 1.
    Buffer Ethernet 1 perlu mengetahui alamat hardware dari host tujuan dan pertama kali ia akan mengecek cache ARP-nya.
  13. Jika alamat hardware dari Host B sudah ditemukan, paket dan alamat hardware tersebut akan diserahkan ke layer data link untuk dibuat menjadi frame.
  14. Jika alamat hardware tidak pernah diterjemahkan atau di resolved oleh ARP (sehingga tidak dicatat di cache ARP), router akan mengirimkan sebuah permintaan ARP keluar dari interface E1 untuk alamat hardware 192.168.10.3.
Host B melakukan respond dengan alamat hardwarenya, dan paket beserta alamat hardware tujuan akan dikirimkan ke layer data link untuk dijadikan frame.
  1. Layer data link membuat sebuah frame dengan alamat hardware tujuan dan asal , field Ether-Type, dan field FCS di akhir dari frame. Frame diserahkan ke layer Physical untuk dikirimkan keluar pada medium fisik dalam bentuk bit yang dikirimkan satu per satu.
  2. Host B menerima frame dan segera melakuakan CRC. Jika hasil CRC sesuai dengan apa yang ada di field FCS, maka alamat hardware tujuan akan dicek. Jika alamat host juga cocok, field Ether-Type akan di cek untuk menentukan protocol yang akan diserahi paket tersebut di layer Network—Pada contoh ini, protocol tersebut adalah IP.
sedangkan pengertian TTL (Time To Live) sendiri adalah sebagai berikut:
Time to Live (TTL) adalah mekanisme yang membatasi umur data dalam komputer atau jaringan. TTL dapat diimplementasikan sebagai counter atau timestamp terpasang atau tertanam dalam data. Setelah hitungan peristiwa atau jangka waktu yang telah berlalu, data akan dibuang. Dalam jaringan komputer, TTL mencegah paket data dari beredar terun menerus (tanpa batas). Dalam aplikasi komputasi, TTL digunakan untuk meningkatkan kinerja caching atau meningkatkan privasi.
TTL adalah nilai waktu termasuk dalam paket yang dikirim melalui TCP / IP berbasis jaringan yang memberitahu penerima berapa lama waktu untuk terus atau menggunakan paket atau data yang dimasukkan sebelum waktunya habis dan membuang paket atau data.
Time-to-Live (TTL) telah diubah namanya  pada IP versi 6. Dalam hal ini disebut hop limit dan memiliki fungsi yang sama seperti pada TTL di IPv4.
Nilai dari TTL akan muncul pada beberapa utilitas jaringan seperti Ping, traceroute, dan utilitas jaringan PathPing  untuk mencoba untuk mencapai komputer host yang diberikan atau untuk melacak rute ke host tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar